Senin, 07 Desember 2009

OUTDOOR SAWAH

Rangkah-Surabaya   Dengan mengenakan kostum ala Bapak dan Ibu Tani, sekitar 50 siswa kelas 1 Penguin dan Rabbit mengadakan pembelajaran di luar sekolah atau Outdoor di sawah kawasan Rangkah belakang Jalan Ketintang Surabaya. Karena tema minggu ini adalah Lingkunganku, 4 orang pendamping sekaligus wali kelas 1 bersepakat menentukan tema lingkungan rumah yang di fokuskan pada ruang makan dan saat makan, karena masih banyak anak-anak yang dalam keseharian belum bisa menghargai yang namanya NASI, selalu dianggap bila sudah kenyang dapat dibuang seenaknya, sehingga anak-anak butuh di hantarkan untuk merasakan bagaimana tahapan proses Nasi itu dihasilkan.

Hari senin, 7 Desember 2009, Ustadah Ni’mah-Nia dan Ustadah Alfiah-Arum sebagai wali kelas 1 mengantarkan anak-anaknya untuk berkegiatan belajar mendalami asal muasal nasi, tepat pukul 08.30 WIB dari sekolah, siswa-siswi berangkat menuju lokasi pembelajaran di persawahan rangkah dengan mengenakan kostum ala bapak dan ibu petani dan mengendarai kendaraan carteran, di sepanjang perjalanan anak-anak sudah penasaran dan antusias ingin menanam padi dan membayangkan area persawahan yang hijau.

Sekitar pukul 09.15 rombongan siswa-siswi kelas 1 Rabbit-Penguin angkatan 2009/2010 tiba di lokasi yang dituju yakni Sub Terminal Agrobisnis Rangkah-Surabaya, saat turun dari kendaraan, dirasakan hari tampak cerah banyak pepohonan yang hijau dan rindang, kemudian muncul seorang ibu yang tak lain adalah Ibu Ismail Hasan, menyambut kami dengan hangat, dan mengajak kami ke perkarangan yang rindang. Dan disinilah acara dimulai setelah Ustadah Alfiah dan Ustadah Ni’mah berkoordinasi dengan bu Ismail tentang rencana dan harapan pada program kali ini.

Dihamparan pekarangan kantor STA Rangka ini, Ibu Ismail Hasan memulai penjelasannya dengan memperkenalkan diri bahwa dirinya hanya karyawan biasa dan diberi wewenang sebagai penanggung jawab sekaligus Humas Sub Terminal Agrobisnis saat ini, lebih lanjut dijelaskan bahwa pemilik STA Rangkah ini adalah Pemerintah Kota (PEMKOT) Surabaya, pemanfaatan STA ini untuk pengembangan study tanaman dan pengembangan varietas tanaman baru serta  mengolah beberapa tanaman palawija seperti Jagung, Kacang-kacangan dan Padi. Kemudian secara terperinci menerangkan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mendapatkan padi, jagung atau kacang yang baik, dari penjelasan ini anak-anak menjadi faham bagaimana asal muasal beras menjadi nasi.

Setelah memberikan penjelasan dan keterangan kepada siswa-siswi kelas 1 Sekolah Kreatif SD. Muhammadiyah 20 Tembok Dukuh Surabaya, Ibu Ismail Hasan memanggil 2 orang petani yang saat itu sudah siap untuk membantu anak-anak, kepada ustadah Ni’mah bu Ismail menginformasikan bahwa petani-petani disini rata-rata berasal dari pasuruan yang dipekerjakan untuk membantu pengolahan sawah di STA Rangkah.

Kemudian anak-anak mengikuti bapak-bapak petani tersebut kearah sawah dan melewati pematang sawah salah satu pak petani mengajak ke gubuk dan satu persatu anak-anak dibagikan bibit padi yang siap tanam, Sabrina, salah satu siswa yang ikut outdoor kali ini berkomentar “ Ih.. jijik ..”, setelah mendapat bibit bagiannya, lalu ustadah Ni’mah menenangkan dengan mengatakan; “ya.. gitulah susahnya jadi petani, rin … ayo gak pa pa, diterima aja”.

Kemudian anak-anak satu per satu menceburkan diri ke persawahan yang penuh dengan Lumpur dan mulai beraksi di awali oleh panduan dari pak tani, merekapun langsung mempraktekkan dengan mencelup/ menanam bibit-bibit tadi kedalam tanah yang dipenuhi lumpur, dengan riang anak-anak tampak menikmati kegiatan itu dan sesekali mereka bergurau dan awalnya jijik dengan lumpur tapi lama kelamaan tidak.

Setelah beberapa lama dan bibit tanaman padi habis, anak-anak beristirahat minum untuk menghilangkan dahaga yang saat itu mulai panas karena matahari sudah mulai terik. Sekitar pukul 12.30 WIB acara diakhiri, anak-anak bergantian membersihkan diri di kamar mandi. Beberapa anak yang sudah bersih mulai mencari posisi duduk untuk menikmati bekal makanan yang telah dibawa dari sekolah. Setelah anak-anak makan siang, sebelum pulang mereka membeli bibit kacang tanah untuk dibudidayakan di rumah masing-masing. Sesekali anak-anak menceritakan kesan-kesan kegiatan tadi antar mereka intinya mereka sudah tahu kegiatan menanam padi sangat sulit dan lebih mulai merasa menghargai sulit dan capeknya membuat nasi. Dengan hati puas mereka sampai di sekolah pada pukul 13.30 WIB. Setelah masuk kelas, sebelum pulang anak-anak diberi gambaran dan keterangan cara untuk membuat laporan di rumah dan dikumpulkan seminggu setelah hari kegiatan berlangsung. (Arum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar