Tembok Dukuh - Sudah menjadi rangkaian program bersambung kelas 5 Carolous Linnaeus dan Thomas Alfa Edison, melanjutkan kegiatan belajar setelah Outdoor I di Tambak Garam Oso Wilangun kini kelanjutannya adalah program belajar pembuatan es puter dengan mendatangkan guru tamu ke sekolah dan diharapkan dapat memberikan penjelasan langsung secara riil dari sang Penjual Es Puter.
Acara dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, Ustadah Marlin sebagai pelaksana kegiatan kali ini, menjelaskan bahwa; untuk mendatangkan guru tamu dalam kegiatan Outdoor kali ini masih dalam satu rangkaian kegiatan yang bertema sama seperti kegiatan outdoor yang telah dilakukan di tambak garam Oso Wilangun, dan kegiatan ini diadakan dua hari berselang setelah kegiatan Outdoor yang lalu. Ditambahkan oleh Marlin; Guru tamu yang kami datangkan bernama Bapak Kliwon yang dalam keseharian berprofesi sebagai penjual es puter, dalam keterangan yang disampaikan oleh Pak Kliwon bahwa sebenarnya beliau masih bertetangga dengan Ustadah Linda, salah satu guru kelas 5 Thomas Alfa Edison, karena beliau juga tinggal di jalan Dupak Jaya. Dan dalam keterangan selanjutnya setelah mendapat pertanyaan dari salah satu siswa, bernama Nafis, tentang sejak kapan menjual es puter?, Beliau menjawab kurang lebih sejak tahun 1956.
Dan selanjutnya Pak Kliwon diminta oleh guru kelasnya untuk menerangkan teknis pengelolaan dan menjelaskan bahan-bahan sampai terjadinya es puter, lebih lanjut bapak tua yang bertopi putih berkemeja warna orange itu menjelaskan kepada anak-anak bahwa bahan-bahan untuk membuat es puter diantarnya : tepung hongkwee, santan, susu kental, tepung kanji, es batu dan garam grosok. Sedangkan alat-alat yang digunakan antara lain : mixer, panci besar, dan blender. Proses yang lama dalam pembuatan es puter ini adalah saat memutar bahan yang telah tercampur dalam sebuah panci besar dengan keadaan tertutup dan diberi es batu di bagian sekeliling luarnya. Waktu yang digunakan untuk memutar bahan adalah sekitar 2 jam hingga mengeras. Sedangkan tujuan pemberian garam gosok adalah untuk memperlambat proses meleburnya es batu serta mempertahankan suhu saat proses memutar.
Dan selanjutnya Pak Kliwon diminta oleh guru kelasnya untuk menerangkan teknis pengelolaan dan menjelaskan bahan-bahan sampai terjadinya es puter, lebih lanjut bapak tua yang bertopi putih berkemeja warna orange itu menjelaskan kepada anak-anak bahwa bahan-bahan untuk membuat es puter diantarnya : tepung hongkwee, santan, susu kental, tepung kanji, es batu dan garam grosok. Sedangkan alat-alat yang digunakan antara lain : mixer, panci besar, dan blender. Proses yang lama dalam pembuatan es puter ini adalah saat memutar bahan yang telah tercampur dalam sebuah panci besar dengan keadaan tertutup dan diberi es batu di bagian sekeliling luarnya. Waktu yang digunakan untuk memutar bahan adalah sekitar 2 jam hingga mengeras. Sedangkan tujuan pemberian garam gosok adalah untuk memperlambat proses meleburnya es batu serta mempertahankan suhu saat proses memutar.
Setelah narasumber memberikan penjelasan, Ustadah Dona memberikan keterangan bahwa sebelumnya anak-anak mendapat pengarahan dan pembagian kelompok pada hari Kamis, 10 Desember 2009, dengan salah satu tujuan bahwa dalam kegiatan ini anak-anak memahami dan tahu arti pentingnya arus barang mulai dari produsen hingga ke tangan konsumen. Tak lupa tim guru memberikan reward kepada anak-anak berupa promosi pemasaran keseluruh ustad-ustadah tapi dengan syarat beberapa kriteria harus dipenuhi diantaranya : keindahan dan kemasan es puter, kombinasi es dengan asesorisnya bisa berupa kue, permen atau lainnya, teamwork dan besar keuntungan yang didapat dalam kelompok.
Antusiasme anak-anak dalam menjemput konsumen ditunjukkan dengan mendatangi satu persatu calon pembeli dan mempromosikan barang dagangannya dengan bercerita campuran yang ada dalam ice cream mereka, ada beberapa kelompok yang tidak segan menawarkan hingga ke guru TK dan bapak-bapak yang berjualan diluar. Semangat mereka untuk mencari konsumen tidak pernah surut hingga es puter yang ada di pak Kliwon habis terjual. Tiap kelompok memiliki cara unik untuk memberi kemasan yang menarik agar es puter cepat laku, diantaranya memberi buah ceri, jeruk dan stroberi atau memberi coklat timtam, oreo dan twister. Rata-rata mereka menjual es puter mulai dengan harga Rp 1000,-; Rp 1.500,- hingga Rp 2000,- untuk harga yang lebih tinggi mereka menggunakan gelas kaca yang menarik sedangkan untuk harga yang lebih rendah mereka menggunakan kemasan wadah dari cup plastik. Ustadzah Linda disini berperan sebagai pengawas arus es puter ke retailer yaitu kelompok penjual es puter sedangkan ustadzah Donna mencatat setiap transaksi barang apabila habis terjual.
Menjelang siang acara berakhir dan berdasarkan penilaian para ustad-usatadah pembimbing diputuskan untuk pemenang kelompok dengan kategori Best Seller (Terjual Laris) adalah kelompok Zia, Nasrul dan Haqqi, sedangkan pemenang dengan kategori Best Prize (Untung Besar) adalah kelompok Ditya, Fia, Calvin dan Hisyam. (Rudi)
Antusiasme anak-anak dalam menjemput konsumen ditunjukkan dengan mendatangi satu persatu calon pembeli dan mempromosikan barang dagangannya dengan bercerita campuran yang ada dalam ice cream mereka, ada beberapa kelompok yang tidak segan menawarkan hingga ke guru TK dan bapak-bapak yang berjualan diluar. Semangat mereka untuk mencari konsumen tidak pernah surut hingga es puter yang ada di pak Kliwon habis terjual. Tiap kelompok memiliki cara unik untuk memberi kemasan yang menarik agar es puter cepat laku, diantaranya memberi buah ceri, jeruk dan stroberi atau memberi coklat timtam, oreo dan twister. Rata-rata mereka menjual es puter mulai dengan harga Rp 1000,-; Rp 1.500,- hingga Rp 2000,- untuk harga yang lebih tinggi mereka menggunakan gelas kaca yang menarik sedangkan untuk harga yang lebih rendah mereka menggunakan kemasan wadah dari cup plastik. Ustadzah Linda disini berperan sebagai pengawas arus es puter ke retailer yaitu kelompok penjual es puter sedangkan ustadzah Donna mencatat setiap transaksi barang apabila habis terjual.
Menjelang siang acara berakhir dan berdasarkan penilaian para ustad-usatadah pembimbing diputuskan untuk pemenang kelompok dengan kategori Best Seller (Terjual Laris) adalah kelompok Zia, Nasrul dan Haqqi, sedangkan pemenang dengan kategori Best Prize (Untung Besar) adalah kelompok Ditya, Fia, Calvin dan Hisyam. (Rudi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar