Tembok Dukuh – Sistem pembelajaran yang dikemas dalam program Indoor kali ini bertujuan untuk menguatkan konsep dari beberapa mata pelajaran diantaranya Al Islam, Matematika, Sains, Sosial dan Bahasa Indonesia. Kemudian ditentukan sebuah puncak tema yang terbagi dalam sub-tema, seperti yang dilakukan oleh kelas 2 Guitar dan Drum pada kegiatan hari ini (Rabu, 16 Desember 2009), dengan puncak Tema : Pengetahuan tentang Siklus dan Pemanfaatan Hewan Ternak menjadi Sajian Lauk makanan yang lezat dan Halal.
Tampak para ustadah wali kelas 2, sibuk menyiapkan peralatan dapur seperti, kompor, wajan, telenan, pisau, piring, panci, minyak, bumbu dan aneka bahan yang lain seperti telur, ayam, udang dan cumi. Tampak sepertinya akan ada acara masak-memasak didalam kelas. Menurut keterangan ustadah Ervi, hari ini anak-anak belajar tentang Perkembangan dan Pertumbuhan Binatang, mengacu pada mata pelajaran Sains/IPA. Sebelum anak-anak melakukan praktek pengolahan bahan-bahan untuk memasak, mereka dijelaskan lebih dahulu konsep tentang siklus perubahan dari telur menjadi ayam, yang saat ini menjadi obyek pembahasan, Tambah Ervi. Sebelumnya, seluruh siswa kelas 2 diminta tiap anak membawa 1 telur dan tiap kelompok membawa 1 anak ayam, jelas walikelas 2 Drum ini. Tampak didepan Ustadah Yuli menjelaskan siklus mulai adanya telur ayam yang dihasilkan dari ayam betina kemudian dieram oleh induknya supaya menetas atau dengan cara lain menggunakan mesin penetas telur dengan setting suhu kehangatan disesuaikan dengan kadarnya. Setelah menetas jadilah anak ayam, yang selanjutnya tumbuh menjadi dewasa dan dimanfaatkanlah daging ayam tersebut menjadi lauk sajian makanan seperti ayam goreng atau sate ayam, terang Yuli.
Turut menjelaskan kepada anak-anak, Ustad Supri dan Ustad Huda, guru mata pelajaran Al-Islam yang hari itu terjadwal juga dalam program Indoor, memberikan pengetahuan dan praktek langsung (kompetensi), bagaimana mengolah hewan menjadi makanan yang halal. Dijelaskan oleh Supri bahwa, untuk mendapatkan makanan yang halal dilakukan sebuah aktivitas penyembelihan yang diawali dengan menyebut nama Allah dan berdoa agar senantiasa Allah meridhoi proses pemotongan ini, dan nantinya setelah dimakan akan menjadi manfaat bagi tubuh dan kesehatan. tandas Supri. Salah satu siswa bertanya; bagaimana jika ayamnya dipotong dengan mesin?, Pertanyaan yang bagus !, kata Supri, dijelaskan; meskipun menggunakan mesin sebelum menombol saat ayam sudah siap untuk disembelih, maka tetap berdoa lebih dahulu. Yang penting dalam menyembelih hewan, disyariatkan untuk tepat sasaran pada urat leher yang langsung mematikan, tidak boleh kejet-kejet (masih hidup).
Setelah dilakukan pemotongan, lalu dipanaskan dan dibersihkan bulunya, kemudian diiris jadi beberapa potong dan dilakukan penimbangan sebelum dibagikan pada piring siswa yang telah dibagi menjadi 8 kelompok. Pada kesempatan ini Ustadah Indri sebagai Guru yang mengajar Matematika, memberikan kompotensi pada siswa agar tahu menggunakan alat ukur berupa timbangan kilo dan Timbangan gram. Dalam arahannya anak-anak diajarkan mengukur berat udang, cumi dan ayam agar dibagi sama beratnya antar satu kelompok dengan lainnya.
Tampak para ustadah wali kelas 2, sibuk menyiapkan peralatan dapur seperti, kompor, wajan, telenan, pisau, piring, panci, minyak, bumbu dan aneka bahan yang lain seperti telur, ayam, udang dan cumi. Tampak sepertinya akan ada acara masak-memasak didalam kelas. Menurut keterangan ustadah Ervi, hari ini anak-anak belajar tentang Perkembangan dan Pertumbuhan Binatang, mengacu pada mata pelajaran Sains/IPA. Sebelum anak-anak melakukan praktek pengolahan bahan-bahan untuk memasak, mereka dijelaskan lebih dahulu konsep tentang siklus perubahan dari telur menjadi ayam, yang saat ini menjadi obyek pembahasan, Tambah Ervi. Sebelumnya, seluruh siswa kelas 2 diminta tiap anak membawa 1 telur dan tiap kelompok membawa 1 anak ayam, jelas walikelas 2 Drum ini. Tampak didepan Ustadah Yuli menjelaskan siklus mulai adanya telur ayam yang dihasilkan dari ayam betina kemudian dieram oleh induknya supaya menetas atau dengan cara lain menggunakan mesin penetas telur dengan setting suhu kehangatan disesuaikan dengan kadarnya. Setelah menetas jadilah anak ayam, yang selanjutnya tumbuh menjadi dewasa dan dimanfaatkanlah daging ayam tersebut menjadi lauk sajian makanan seperti ayam goreng atau sate ayam, terang Yuli.
Turut menjelaskan kepada anak-anak, Ustad Supri dan Ustad Huda, guru mata pelajaran Al-Islam yang hari itu terjadwal juga dalam program Indoor, memberikan pengetahuan dan praktek langsung (kompetensi), bagaimana mengolah hewan menjadi makanan yang halal. Dijelaskan oleh Supri bahwa, untuk mendapatkan makanan yang halal dilakukan sebuah aktivitas penyembelihan yang diawali dengan menyebut nama Allah dan berdoa agar senantiasa Allah meridhoi proses pemotongan ini, dan nantinya setelah dimakan akan menjadi manfaat bagi tubuh dan kesehatan. tandas Supri. Salah satu siswa bertanya; bagaimana jika ayamnya dipotong dengan mesin?, Pertanyaan yang bagus !, kata Supri, dijelaskan; meskipun menggunakan mesin sebelum menombol saat ayam sudah siap untuk disembelih, maka tetap berdoa lebih dahulu. Yang penting dalam menyembelih hewan, disyariatkan untuk tepat sasaran pada urat leher yang langsung mematikan, tidak boleh kejet-kejet (masih hidup).
Setelah dilakukan pemotongan, lalu dipanaskan dan dibersihkan bulunya, kemudian diiris jadi beberapa potong dan dilakukan penimbangan sebelum dibagikan pada piring siswa yang telah dibagi menjadi 8 kelompok. Pada kesempatan ini Ustadah Indri sebagai Guru yang mengajar Matematika, memberikan kompotensi pada siswa agar tahu menggunakan alat ukur berupa timbangan kilo dan Timbangan gram. Dalam arahannya anak-anak diajarkan mengukur berat udang, cumi dan ayam agar dibagi sama beratnya antar satu kelompok dengan lainnya.
Saat ini memasuki tahap pengolahan yang langsung dipraktekkan oleh siswa Ustadahnya membantu mengiris bahan dan menyiapkan bumbunya. Pada kegiatan belajar ini anak-anak tampak senang dan berpartisipasi penuh mendukung acara masak-memasak ayam yang ditamburi bumbu KFC menjadi Ayam Goreng, Peyek Udang, Cumi Goreng dan Omelet. Dengan bersemangat Andika memasukan ayam bertabur tepung ke dalam wajan peng-gorengan yang mendidih sedangkan Icha asyik mengolah bahan Omellet. Mereka bergantian mengadoni ayam dengan tepung, membumbui cumi dan udang, menggoreng serta mengaduk bahan yang telah dicampur dengan bumbu-bumbu hasil olah para ustadah.
Ketika masakan sudah matang, ustadah Yuli menyiapkan nasi yang dimasak menggunakan rice cooker, dan diwadahi daun pisang karena Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20 akan menuju dan bersiap menjadi sekolah yang berwawasan Adiwiyata artinya seluruh warga sekolah komit untuk peduli terhadap lingkungan yang sehat dan nyaman. Lalu satu persatu kotak daun disusun rapi diatas meja dan diberi lauk, siap untuk disantap.
Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 2 jam (09.30 – 11.30 WIB) dan ketika masuk makan siang, anak-anak langsung dipersilakan dengan tertib untuk mengambil sebungkus dan bisa menikmati makanan hasil karya mereka secara bersama-sama, tampak keriangan dan kelahapan mereka menikmati menu ayam goreng, peyek udang dan cumi ala Drum dan Guitar. Tampak Raffi menikmati makannya dengan lekoh, dan dilanjutkan dengan mengundang ustadah-ustadah yang lain untuk makan bersama. (Achung)
Subhanallah... Learning by doing! Luar biasa KBM terstruktur dan saling kait mengait dng mapel yg ada. Guru hebat! Penuh dengan inspirasi. Tksh SD Muhammadiyah 20, happy learning make happier will be 😊👌🙏
BalasHapus