Saat itu, siswa kelas 6 Amin Rais dan Juanda meluncur mengendarai 2 angkot carteran menuju ke Gedung Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah, rombongan yang dipimpin langsung oleh Ust. Ain selaku Guru Bidang Al Islam dan didampingi oleh 3 guru lainnya, yaitu Ust. Rudi, Ustadah Elok dan Ustadzah Shovi hendak melakukan simulasi Kaifiyah Manasik Haji Tamattu’.
Setiba di kantor PDM Surabaya, para peserta manasik berkumpul untuk diberi pengarahan tentang berbagai hal, mulai dari sistem pendaftaran haji, persiapan yang akan dihadapi sebelum melakukan ibadah haji, hingga teknis pelaksanaan dan kondisi di lapangan (Mekkah). Selanjutnya Ust. Ain mengarahkan mereka dalam suatu ruang dan kemudian Pembimbing Haji, Ust. Syafi’i menjelaskan tentang Miqot, yaitu saat mulainya mengenakan baju Ikhrom yang bisa dilakukan di Pesawat atau Bandara. Biasanya dilakukan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah/Dzul Hulaifah/Bir Ali. Hal ini pun tergantung dari gelombang pemberangkatan. Biasanya gelombang kedua langsung masuk kota mekkah dan harus pakai baju Ihram.
Setelah mendapat pengarahan seluruh siswa kelas enam asuhan ustadah Elok dan Shovi diminta berganti baju, seloroh dan komentarpun berkumandang, ya, risihlah, malu dan sumuk. Malah ada yang gak bisa mengenakan, baju ihromnya melorot terus, hal ini dialami oleh Dadang. Kemudian anak-anak duduk sebentar diberi pengarahan bahwa sebelum memakai baju Ihrom di sunnahkan untuk mandi seperti mandi junub, memakai minyak wangi-wangian, dan bersisir biar rapi ketika menghadap Allah.
Setelah siap melakukan pembelajaran haji, peserta diingatkan kembali bahwa memakai baju ihram yang pertama ini adalah untuk umroh terlebih dahulu sebelum berhaji, para peserta pun serempak mengucapkan niat ihram untuk umrah ”labbaika umratan”.
Sambil terus membaca Talbiyah para peserta berjalan menuju asrama, guna menaruh perbekalan dan berjalan menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan thawaf, sholat dua rakaat di Maqam Ibrahim, minum air zam-zam, Sa’i dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan diakhiri dengan tahalul. Dengan demikian maka rangkaian umrah telah selesai dan para peserta pun bebas untuk melakukan aktifitas lain sambil menunggu pelaksanaan Haji yaitu tanggal 08 Dzulhijjah.
Tibalah saatnya memulai ibadah haji...
Para peserta diminta memakai kembali baju ihramnya seraya mengucap ”Labbaika Hajjan” setelah itu semua menuju ke Mina untuk bermalam.
Esok harinya (tgl 09 Dzulhijjah) peserta menuju Namirah dan siangnya menuju Arafah untuk melaksanakan Wuquf. Di sini ustadz Syafii menjelaskan bahwa para jamaah haji harus benar-benar waspada dan hati-hati, sebab transportasi yg disiapkan sangat minim dan jedah tunggunya hanya beberapa menit. Di sini sering ada jamaah haji yg hilang/pisah dari rombongan karena telat masuk bis.
Setelah matahari hampir tenggelam para jamaah bergegas menuju Muzdalifah untuk bermalam. Anak-anakpun kaget ketika ustadz syafii menjelaskan bahwa di Muzdalifah seluruh jamah haji bermalam di tempat terbuka tanpa tap pelindung. ”yang perempuan mendingan ustadz bajunya lengkap, lha yang laki-laki ini kasihan Cuma pakai kain thok”. Celetuk Dimas. Dengan senyum ustadz Syafii menjelaskan ”begitulah pelajaran dari ibadah haji, kita diingatkan bahwa kita itu tidak ada apa-apanya dihadapan Allah.” ”kaya ataupun miskin di hadapan Allah semua sama, hanya kain putih inilah yang nanti kita bawa untuk menghadap Allah” tambah ustad Syafii.
”melas ya haji itu, capek lagi” celetuk anak yang lain. ”ya sudah, kalau begitu saya doakan kamu tidak bisa haji” jawab ustadz syafii agak bergurau.”ya... jangan ustadz, kami pingin haji nanti, biar capek tapi kan asyik ustadz” jawab anak-anak kompak.
Setelah bermalam esok harinya peserta haji melaksanakan Jumrah Aqabah. Di sini pihak KBIH telah menyiapkan banyak potongan selang kecil untuk melempar agar lebih aman. Mengingat peristiwa nabi Ismail melempar syetan sebanyak tujuh kali, anak-anak pun sangat bersemangat melempar jumrah hingga sasarannya bukan hanya tiang jumrah tapi juga teman-temanya sendiri. Setelah jumrah kemudian dilanjutkan dengan menyembelih kambing sebagai dam (denda) haji tamatu’ dan diakhiri dengan tahalul awal.
Setelah tahalul para peserta bebas memilih untuk thawaf ifadhah dulu atau lempar jumrah. Anak-anak memilih untuk thawaf dulu dan dilanjutkan dengan sa’i dan tahalul. Kemudian menuju Mina lagi untuk bermalam, esoknya melaksanakan jumrah Ula, Jumrah Wustha dan jumrah Aqabah.
Rangkaian ibadah haji telah selesai dan sebelum pulang para peserta diajak untuk melaksanakan thawaf Wada’ sebagai tanda perpisahan dengan Ka’bah, pada thawaf kali ini, peserta tidak memakai baju ihram lagi. (M.Ain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar