Sukolilo – Hizbul Wathon (HW) Kwarda Surabaya mengadakan Perkemahan Pandu Ceria Athfal pada hari sabtu-minggu tanggal 13-14 Februari 2010 di Institut Teknologi Surabaya (ITS) Sukolilo, dan diikuti oleh seluruh SD. Muhammadiyah sekota Surabaya. Acara ini terselenggara berkat dukungan dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Surabaya.
Pada Hisbul Wathon Camp 2010 kali ini, Sekolah Kreatif SD. Muhammadiyah 20 mengirimkan perwakilan siswanya sebanyak 2 kelompok yang terdiri dari 13 siswa. Kelompok putra yang terdiri dari 5 siswa putra kelas 5 Thomas Alfa Edison dan Caroulus Linaeus diantaranya : Firman, Fikri, Affa, Hisyam, dan Hafidz serta kelompok putri yang terdiri dari 8 siswi putri kelas 5 juga, diantaranya : Sabai, Mimi, Nanda A, Nanda S, Vena, Virghina, Nela dan Assa, dengan membawa perbekalan secukupnya serta 4 tenda ukuran Dome, mereka berangkat pagi hari pukul 07.00 WIB dengan didampingi oleh Ustad. Huda, Ustad Iir, Ustadah Alfiah dan Nia, menggunakan 3 armada carteran, dan langsung meluncur ke ITS Sukolilo.
Tiba dihari pertama ini, anak-anak yang terlibat di ekskul HW ini langsung daftar ulang dan menyiapkan alat untuk persiapan memasang tenda. Sekitar pukul 09.00, peserta HW dari Sekolah Kreatif SDM 20 dengan dibantu para pendamping, sudah menyelesaikan pemasangan begitu pula dengan yang lain, dan bersiap melakukan gladi resik Upacara pembukaan, dan berkoordinasi dengan Pak Dedi, selaku pelatih Ekskul HW sekaligus duduk dalam kepanitian Camp HW 2010 ini.
Dan tepat pukul 09.30, Upacara pembukaan Perkemahan Pandu Ceria Athfal Hizbul Wathon 2010 dibuka oleh Ketua Pimpinan HW Kwarda Surabaya Bp. Drs. H. Syamsun Ali, M.A dan dilanjutkan oleh Ketua Wilayah Kwarwil Bp. Halim Bay dan para jajaran pengurus yang lain.
Selesai upacara pembukaan, panitia mengambil alih kendali dan saat ini seluruh peserta bersiap untuk masuk materi pertama yaitu mencari teman sejumlah 100 anak yang dikemas dalam game Mencari Sahabat. Anak-anak saling berinteraksi bertanya, dan saling mengenal antar satu dengan yang lain. “aku sudah kenal dengana semua anak SD. Muhammadiyah 21, Ustad!” teriak Affa pada pendampingnya. Sambil terus mengenalkan dirinya kepada yang lain. “Aku lali kabeh ustad !” ucap Vena pada temannya yang lain. Menjelang pukul 12.00, acara dihentikan untuk brake Istirahat, sholat dan makan.
Setelah pukul 13.00 sampai 15.00 acara dilanjutkan dengan permainan Menguatkan dan Memaksimalkan indera penciuman dalam Kemampuan Indera Mencium (KIM), disajikan berbagai macam bentuk bau-bauan mulai yang harum/wangi, amis, busuk, dan bau menyengat. Dan dilanjutkan dengan pelatihan baris berbaris serta Tali temali. Disini anak-anak dibimbing untuk disiplin dan tertib dalam barisan, serta mengenal 8 bentuk tali simpul yang bisa digunakan dalam teknik mengikat tali yang benar dan kuat.
Hingga waktu waktu brake sholat ashar, acara pun dilanjutkan dengan materi mengenal tokoh Muhammadiyah dan HW, struktur organisasi, dan posisi sebagai organisasi otonom dari Muhammadiyah. Tak lupa materi Al Islampun disajikan untuk menguatkan akidah dan ibadah kaum generasi muda kedepan ini, sampai waktu menunjukkan pukul 17.30, menjelang maghrib, acara di brake lagi untuk Istirahat, sholat jama’qoshor dan makan malam. Dari jadwal yang telah ditetapkan adanya Api unggun / pentas seni, maka untuk acara malam hanya ada pentas seni (Talent Show) dari tiap kelompok peserta HW yang terdiri dari 25 SD. Muhammadiyah, dan tiap sekolah mengutus 2-3 kelompok. Bisa dibayangkan pentas akan bersambung keesokan harinya. Para pendamping berkoordinasi untuk menyiapkan tidur anak-anak, karena tiba-tiba hujan deras mengguyur kampus ITS sekitar pukul 18.15, setelah sholat maghrib, dan baru reda sekitar pukul 21.00 WIB. Acara pentas senipun dilaksanakan di dalam gedung aula luar kampus ITS.
Dihari kedua, seluruh peserta melakukan sholat shubuh dan dilanjutkan dengan senam pagi, lalu sarapan pagi yang dikirim dengan menu nasi goreng dan telur, enak sekali makannya, ditambah lagi masakan opor ayam semalam, masih bisa dipanaskan lagi oleh Ustadah Nia dan Alfiah. Anak-anak makan dengan lahap diselingi dengan minum teh celup.
Siang itu, hadir ustad Achung yang bertujuan meliput berita kegiatan HW kali ini, dan beliau menyaksikan langsung kegiatan dihari kedua ini yaitu game-game kerjasama seperti Memindah bom yang dilakukan oleh beberapa anak dalam kelompok, Bom diletakkan diujung paralon dan dipindahkan dengan beberapa tali membentang bersebrangan, digeser bersama dari satu titik start berpindah ke titik finish. Serta permainan Meniti tali yang membentang panjang dengan menyebrang tidak boleh jatuh. Dalam permainan ini anak-anak dikompetisikan dengan memperoleh penghargaan berupa piala dari K3S. yang disayangkan anak-anak kreatif 20 gagal merebut posisi juara. Acarapun dilanjutkan dengan Pentas seni yang dilanjutkan dari kegiatan semalam.
Dalam kesempatan ini, Ustad Achung sempat mewawancarai Bapak Luki Hartono, S.Th.I sebagai wakil sekretaris Kwarda HW Surabaya dan Bapak Dedi Siswanto, seorang Trainer HW yang juga melatih pramuka sekolah-sekolah negeri, sekaligus beliau sebagai Pelatih di Ekskul HW Sekolah Kreatif SD. Muhammadiyah 20.
Dalam wawancara Luki mengatakan, bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah Mengenalkan kepada anak-anak – Athfal (tingkatan dasar kader muda tingkat SD di HW) agar mereka tahu bahwa keberadaan Muhammadiyah yang lahir lebih dulu sebelum masa kemerdekaan bangsa ini, telah memiliki Hisbul Wathon (HW) yang artinya cinta tanah air. Kader HW dilatih bermacam materi Kemandirian, Kepemimpinan, Mengatasi tantangan alam, Pelatihan Keagamaan budi pekerti dan bagaimana menjadi individu yang ber-Akhlaqul Karimah dan termotivasi untuk cinta tanah air. Setelah itu baru ada Pramuka dan Istilah-istilah lain yang lebih menyeruak dalam bentuk provider pelatihan alam, atau pelatihan mental yang cenderung ke profit oriented. Ditambahkan oleh Dedi, dikegiatan dasar HW ini, kita mencoba mengkondisikan anak dan menjajagi sampai sejauh mana ketahanan mental survive atau bertahan hidup dengan keterbatasan bekal, tapi anak-anak bisa keluar dari sangkar sekolah ke alam bebas dan hidup berdampingan dalam suka dan duka bersama teman-teman lain yang begitu banyak. Dan dalam kegiatan ini tidak ada satupun kegiatan berupa juritan malam yang menakutkan, dan bentakan berupa ploncoan. Karena karakter dasar untuk kader pemula ini adalah Keceriaan Anak, Tandas Dedi. Dan untuk acara api unggun yang semalam batal, memang untuk kader dasar mereka belum perlu diajarkan api unggun dengan bernyanyi berkeliling, karena mereka masih sensitif belum bisa dipahamkan bahwa hal ini bukan berarti menyembah api, seperti yang dipahami beberapa orang tua yang memang tidak setuju dengan acara api unggun, kegiatan yang dianggap meniru perilaku masyarakat animis dan dinamisme (primitive) atau juga seperti upacara dengan menghormat Bendera, masih dianggap kontroversi. tambah Luki. Tapi rambu-rambu di HW tetap memperhatikan dan mengikuti aturan yang ditetapkan sesuai kaidah hukum himpunan persetujuan Tarjih.
Wawancara ditutup dengan penjelasan dari Luki dan Dedi, tentang kelanjutan anak-anak dalam tingkatan HW yang ditandai dengan strip di Setengan Leher (Hasduk, dipramuka). Bahwa untuk strip warna kuning, untuk Athfal, warna merah, untuk Pengenal sedangkan warna putih, untuk Penghela dan Pelatih.
Nanti anak-anak yang berada di tingkat SD, bisa terlibat HW mulai kelas 3 dengan sebutan Athfal Melati, dan di kelas 4 mereka disebut Bintang I kemudian di kelas 5 mereka disebut, Bintang II (seperti dalam kepangkatan). Dalam penjelasan di informasikan bahwa sentral kantor kwarda HW berada dalam satu naungan dikantor PDM Sutorejo, Surabaya.
Acara Perkemahan HW 2010 diakhiri dengan pementasan kelompok peserta HW, sekolah kreatif SDM 20 tampil pukul 10.30 dengan pementasan baca puisi dan tepuk HW untuk kelompok putri, sedangkan untuk kelompok purta menyanyi lagu Garuda di dadaku tapi lyriknya diganti dengan istilah-istilah di HW. Kemudian menjelang dhuhur, sesuai ketetapan jam 12.00 acara di tutup, panitia dan seluruh peserta melakukan upacara penutupan. Dan pembagian hadiah piala bagi sekolah yang memenangkan beberapa kegiatan yang dilombakan. (@)
Pada Hisbul Wathon Camp 2010 kali ini, Sekolah Kreatif SD. Muhammadiyah 20 mengirimkan perwakilan siswanya sebanyak 2 kelompok yang terdiri dari 13 siswa. Kelompok putra yang terdiri dari 5 siswa putra kelas 5 Thomas Alfa Edison dan Caroulus Linaeus diantaranya : Firman, Fikri, Affa, Hisyam, dan Hafidz serta kelompok putri yang terdiri dari 8 siswi putri kelas 5 juga, diantaranya : Sabai, Mimi, Nanda A, Nanda S, Vena, Virghina, Nela dan Assa, dengan membawa perbekalan secukupnya serta 4 tenda ukuran Dome, mereka berangkat pagi hari pukul 07.00 WIB dengan didampingi oleh Ustad. Huda, Ustad Iir, Ustadah Alfiah dan Nia, menggunakan 3 armada carteran, dan langsung meluncur ke ITS Sukolilo.
Tiba dihari pertama ini, anak-anak yang terlibat di ekskul HW ini langsung daftar ulang dan menyiapkan alat untuk persiapan memasang tenda. Sekitar pukul 09.00, peserta HW dari Sekolah Kreatif SDM 20 dengan dibantu para pendamping, sudah menyelesaikan pemasangan begitu pula dengan yang lain, dan bersiap melakukan gladi resik Upacara pembukaan, dan berkoordinasi dengan Pak Dedi, selaku pelatih Ekskul HW sekaligus duduk dalam kepanitian Camp HW 2010 ini.
Dan tepat pukul 09.30, Upacara pembukaan Perkemahan Pandu Ceria Athfal Hizbul Wathon 2010 dibuka oleh Ketua Pimpinan HW Kwarda Surabaya Bp. Drs. H. Syamsun Ali, M.A dan dilanjutkan oleh Ketua Wilayah Kwarwil Bp. Halim Bay dan para jajaran pengurus yang lain.
Selesai upacara pembukaan, panitia mengambil alih kendali dan saat ini seluruh peserta bersiap untuk masuk materi pertama yaitu mencari teman sejumlah 100 anak yang dikemas dalam game Mencari Sahabat. Anak-anak saling berinteraksi bertanya, dan saling mengenal antar satu dengan yang lain. “aku sudah kenal dengana semua anak SD. Muhammadiyah 21, Ustad!” teriak Affa pada pendampingnya. Sambil terus mengenalkan dirinya kepada yang lain. “Aku lali kabeh ustad !” ucap Vena pada temannya yang lain. Menjelang pukul 12.00, acara dihentikan untuk brake Istirahat, sholat dan makan.
Setelah pukul 13.00 sampai 15.00 acara dilanjutkan dengan permainan Menguatkan dan Memaksimalkan indera penciuman dalam Kemampuan Indera Mencium (KIM), disajikan berbagai macam bentuk bau-bauan mulai yang harum/wangi, amis, busuk, dan bau menyengat. Dan dilanjutkan dengan pelatihan baris berbaris serta Tali temali. Disini anak-anak dibimbing untuk disiplin dan tertib dalam barisan, serta mengenal 8 bentuk tali simpul yang bisa digunakan dalam teknik mengikat tali yang benar dan kuat.
Hingga waktu waktu brake sholat ashar, acara pun dilanjutkan dengan materi mengenal tokoh Muhammadiyah dan HW, struktur organisasi, dan posisi sebagai organisasi otonom dari Muhammadiyah. Tak lupa materi Al Islampun disajikan untuk menguatkan akidah dan ibadah kaum generasi muda kedepan ini, sampai waktu menunjukkan pukul 17.30, menjelang maghrib, acara di brake lagi untuk Istirahat, sholat jama’qoshor dan makan malam. Dari jadwal yang telah ditetapkan adanya Api unggun / pentas seni, maka untuk acara malam hanya ada pentas seni (Talent Show) dari tiap kelompok peserta HW yang terdiri dari 25 SD. Muhammadiyah, dan tiap sekolah mengutus 2-3 kelompok. Bisa dibayangkan pentas akan bersambung keesokan harinya. Para pendamping berkoordinasi untuk menyiapkan tidur anak-anak, karena tiba-tiba hujan deras mengguyur kampus ITS sekitar pukul 18.15, setelah sholat maghrib, dan baru reda sekitar pukul 21.00 WIB. Acara pentas senipun dilaksanakan di dalam gedung aula luar kampus ITS.
Dihari kedua, seluruh peserta melakukan sholat shubuh dan dilanjutkan dengan senam pagi, lalu sarapan pagi yang dikirim dengan menu nasi goreng dan telur, enak sekali makannya, ditambah lagi masakan opor ayam semalam, masih bisa dipanaskan lagi oleh Ustadah Nia dan Alfiah. Anak-anak makan dengan lahap diselingi dengan minum teh celup.
Siang itu, hadir ustad Achung yang bertujuan meliput berita kegiatan HW kali ini, dan beliau menyaksikan langsung kegiatan dihari kedua ini yaitu game-game kerjasama seperti Memindah bom yang dilakukan oleh beberapa anak dalam kelompok, Bom diletakkan diujung paralon dan dipindahkan dengan beberapa tali membentang bersebrangan, digeser bersama dari satu titik start berpindah ke titik finish. Serta permainan Meniti tali yang membentang panjang dengan menyebrang tidak boleh jatuh. Dalam permainan ini anak-anak dikompetisikan dengan memperoleh penghargaan berupa piala dari K3S. yang disayangkan anak-anak kreatif 20 gagal merebut posisi juara. Acarapun dilanjutkan dengan Pentas seni yang dilanjutkan dari kegiatan semalam.
Dalam kesempatan ini, Ustad Achung sempat mewawancarai Bapak Luki Hartono, S.Th.I sebagai wakil sekretaris Kwarda HW Surabaya dan Bapak Dedi Siswanto, seorang Trainer HW yang juga melatih pramuka sekolah-sekolah negeri, sekaligus beliau sebagai Pelatih di Ekskul HW Sekolah Kreatif SD. Muhammadiyah 20.
Dalam wawancara Luki mengatakan, bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah Mengenalkan kepada anak-anak – Athfal (tingkatan dasar kader muda tingkat SD di HW) agar mereka tahu bahwa keberadaan Muhammadiyah yang lahir lebih dulu sebelum masa kemerdekaan bangsa ini, telah memiliki Hisbul Wathon (HW) yang artinya cinta tanah air. Kader HW dilatih bermacam materi Kemandirian, Kepemimpinan, Mengatasi tantangan alam, Pelatihan Keagamaan budi pekerti dan bagaimana menjadi individu yang ber-Akhlaqul Karimah dan termotivasi untuk cinta tanah air. Setelah itu baru ada Pramuka dan Istilah-istilah lain yang lebih menyeruak dalam bentuk provider pelatihan alam, atau pelatihan mental yang cenderung ke profit oriented. Ditambahkan oleh Dedi, dikegiatan dasar HW ini, kita mencoba mengkondisikan anak dan menjajagi sampai sejauh mana ketahanan mental survive atau bertahan hidup dengan keterbatasan bekal, tapi anak-anak bisa keluar dari sangkar sekolah ke alam bebas dan hidup berdampingan dalam suka dan duka bersama teman-teman lain yang begitu banyak. Dan dalam kegiatan ini tidak ada satupun kegiatan berupa juritan malam yang menakutkan, dan bentakan berupa ploncoan. Karena karakter dasar untuk kader pemula ini adalah Keceriaan Anak, Tandas Dedi. Dan untuk acara api unggun yang semalam batal, memang untuk kader dasar mereka belum perlu diajarkan api unggun dengan bernyanyi berkeliling, karena mereka masih sensitif belum bisa dipahamkan bahwa hal ini bukan berarti menyembah api, seperti yang dipahami beberapa orang tua yang memang tidak setuju dengan acara api unggun, kegiatan yang dianggap meniru perilaku masyarakat animis dan dinamisme (primitive) atau juga seperti upacara dengan menghormat Bendera, masih dianggap kontroversi. tambah Luki. Tapi rambu-rambu di HW tetap memperhatikan dan mengikuti aturan yang ditetapkan sesuai kaidah hukum himpunan persetujuan Tarjih.
Wawancara ditutup dengan penjelasan dari Luki dan Dedi, tentang kelanjutan anak-anak dalam tingkatan HW yang ditandai dengan strip di Setengan Leher (Hasduk, dipramuka). Bahwa untuk strip warna kuning, untuk Athfal, warna merah, untuk Pengenal sedangkan warna putih, untuk Penghela dan Pelatih.
Nanti anak-anak yang berada di tingkat SD, bisa terlibat HW mulai kelas 3 dengan sebutan Athfal Melati, dan di kelas 4 mereka disebut Bintang I kemudian di kelas 5 mereka disebut, Bintang II (seperti dalam kepangkatan). Dalam penjelasan di informasikan bahwa sentral kantor kwarda HW berada dalam satu naungan dikantor PDM Sutorejo, Surabaya.
Acara Perkemahan HW 2010 diakhiri dengan pementasan kelompok peserta HW, sekolah kreatif SDM 20 tampil pukul 10.30 dengan pementasan baca puisi dan tepuk HW untuk kelompok putri, sedangkan untuk kelompok purta menyanyi lagu Garuda di dadaku tapi lyriknya diganti dengan istilah-istilah di HW. Kemudian menjelang dhuhur, sesuai ketetapan jam 12.00 acara di tutup, panitia dan seluruh peserta melakukan upacara penutupan. Dan pembagian hadiah piala bagi sekolah yang memenangkan beberapa kegiatan yang dilombakan. (@)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar